Mikha sedang tertidur pulas dengan infusan di tangan nya. Mama menangis melihat kondisi mikha yang semakin parah. Mikha mengidap penyakit kanker darah (leukemia). Mikha terbangun oleh tangisan mama.
“Mama, kenapa menangis?”
“Mama khawatir sama Mikha”
“Mikha baik-baik saja kok ma”
Mama mengelus rambut Mikha.
“Mama, kenapa menangis?”
“Mama khawatir sama Mikha”
“Mikha baik-baik saja kok ma”
Mama mengelus rambut Mikha.
Tak lama kemudian dokter datang untuk memeriksa kondisi Mikha. Mama menjauh dari Mikha, supaya dokter bisa memeriksanya. Mama menunggu di luar ruangan dengan khawatir. Tak lama kemudian, dokter keluar.
“Gimana dok, keadaan anak saya?”
“Keadaan nya semakin parah bu.. saya juga sempat angkat tangan untuk mengatasi penyakit Mikha, kita lihat saja dulu bagaimana kondisi selanjut nya”
“Iya dok, terimakasih”
“Keadaan nya semakin parah bu.. saya juga sempat angkat tangan untuk mengatasi penyakit Mikha, kita lihat saja dulu bagaimana kondisi selanjut nya”
“Iya dok, terimakasih”
Mama masuk ke ruangan menemui Mikha.
“Ma, aku kapan sembuh? capek disuntik terus”
“Minta doa sama yang di atas ya Mikha, agar Mikha cepat sembuh. Dan bisa sekolah lagi”
“Mikha takut, kalau Mikha nyusul papa. Mama sama siapa?”
“Ssst, jangan bilang gitu. Mama sayang sama Mikha”
“Ma, aku kapan sembuh? capek disuntik terus”
“Minta doa sama yang di atas ya Mikha, agar Mikha cepat sembuh. Dan bisa sekolah lagi”
“Mikha takut, kalau Mikha nyusul papa. Mama sama siapa?”
“Ssst, jangan bilang gitu. Mama sayang sama Mikha”
Mama duduk di sofa. Mama memikirkan kata-kata Mikha tadi. Suaminya sudah meninggal, karena kecelakaan di pesawat. Mikha adalah anak satu-satu nya, mama sempat gugur waktu mengandung anak kedua setelah Mikha. Jika Mikha menyusul papa nya. Mama berfikir, tidak punya apa-apa lagi. Ia akan bersama siapa…
“Ma..”
“Iya sayang?” mama menghampiri Mikha.
“Mikha mau jalan-jalan ke luar”
“Ga boleh sayang. Kamu harus banyak istirahat”
“Ayolah ma, Mikha bosan di sini”
“Baiklah”
“Iya sayang?” mama menghampiri Mikha.
“Mikha mau jalan-jalan ke luar”
“Ga boleh sayang. Kamu harus banyak istirahat”
“Ayolah ma, Mikha bosan di sini”
“Baiklah”
Mama membawa Mikha dan infusan nya ke luar. Di luar Mikha dan mama nya melihat-lihat taman di sekeliling nya.
“Ma, Mikha mau deh kayak anak itu. Bisa main bareng-bareng lebih lama sama orang tuanya”
“Mama juga mau seperti itu”
“Mama juga mau seperti itu”
Tiba-tiba Mikha pingsan di pelukan Mamanya. Mama kaget dan minta tolong kepada suster di situ. Mikha cepat-cepat dimasukan ke dalam ruangan. Mama menunggu di luar, sambil menangis. Dokter pun keluar.
“Bu.. maaf.. Mikha tidak bisa ditolong. Hidupnya akan tak lama lagi. Ia sudah sadar. Silahkan ibu temui dia dulu”
Mama masuk ke dalam ruangan.
“Mikha kenapa?
“Mikha ga kuat maa”
“Mikha harus kuat!”
“Ma, suatu saat nanti Mikha, mama dan papa akan bertemu lagi kok di surga..”
“……”
“Makasih ya ma, udah jagain Mikha dengan sepenuh hati mama. Mikha sayanggg banget sama mama. Mikha sebenarnya ngga mau kehilangan mama, tapi ini takdir Tuhan. Jangan sedih ya, ma. Mikha akan meminta kepada Tuhan untuk menjaga mama” kata Mikha sambil tersenyum.
“Mikha harus kuat!”
“Ma, suatu saat nanti Mikha, mama dan papa akan bertemu lagi kok di surga..”
“……”
“Makasih ya ma, udah jagain Mikha dengan sepenuh hati mama. Mikha sayanggg banget sama mama. Mikha sebenarnya ngga mau kehilangan mama, tapi ini takdir Tuhan. Jangan sedih ya, ma. Mikha akan meminta kepada Tuhan untuk menjaga mama” kata Mikha sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, Mikha sesak nafas dan me… ning… gal… Mama tak kuasa melihat Mikha yang meninggal. Mama pun menangis terisak-isak.
Esok nya, Mikha dimakamkan di sebelah makam papa nya. Mama beserta keluarga Mikha, berdoa agar Mikha tenang di sisi-Nya.
sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/senyuman-terakhir-mikha.html
sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/senyuman-terakhir-mikha.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar